Saat Maria dengan setia mengikuti Putranya di bumi, Maria dengan setia menemani kita dalam perjalanan duniawi kita. Saat Maria mengantisipasi kebutuhan pasangan di Kana bahkan sebelum mereka menyadarinya, Maria menjadi perantara bagi kita bahkan sebelum kita menyadarinya. Dogma Maria diangkat ke surga menyatakan bahwa, kita bukan hanya realitas duniawi, tetapi bagian dari keluarga surgawi, dan kabar yang menggembirakan adalah bahwa kita memiliki ibu yang baik di surga. Kita juga memiliki saudara dan saudari di bumi ini, dan merupakan tanggung jawab kita untuk mendukung dan membimbing mereka dalam perjalanan ini. Kita memiliki saudara dan saudari di surga yang mendukung kita, dan membantu kita dengan cara yang luar biasa. Jika Tuhan memanggil kita ke dalam sebuah keluarga, kita tidak sendirian dalam perjalanan menuju Yesus ini. Yesus sendiri memanggil kedua belas murid untuk menjadi figur bapa dalam kerajaan-Nya, yakni keluarga Allah. Sebenarnya, kata kunci ‘perjanjian’ yang menyatukan seluruh Alkitab berarti sumpah agung untuk membangun sebuah ikatan keluarga. Jika kita meneliti Alkitab, Tuhan memanggil orang-orang dalam konteks keluarga: Adam dan Hawa, Nuh dan keluarganya, Abraham dan Sarah, Israel dan anak-anaknya, Musa bersama Harun dan Mariam, dan Daud dengan keluarganya. Saya percaya kepada Yesus sebagai penyelamat pribadi saya, tetapi Dia juga memanggil kita ke dalam persekutuan orang-orang kudus. Saya setuju bahwa iman harus murni, tetapi tidak individualistis. Maria dan orang-orang kudus lainnya adalah penghalang, Gereja dan sakramen tidak diperlukan, dan tradisi adalah beban yang tidak perlu. Salah satu alasan yang saya temukan adalah bahwa bagi mereka, iman pada dasarnya adalah “tentang Yesus dan saya.” Yesus adalah penyelamat dan Tuhan pribadi saya, dan hanya Dia saja sudah cukup.

Mereka juga anak-anakku.” Jawabannya membuka mata, dan saya mulai memasuki dialog dengan mereka untuk memahami alasan di balik kebencian mereka terhadap Maria. After we checked out of the resort, we visited the Orang Asli children’s hostel where I had the opportunity to share with them the story of Abraham who was told to sacrifice his son Isaac using the AVB.Īku akan merenung ajaran-ajaran-Mu dan memikirkan cara-cara-Mu.Īku akan menikmati ketetapan-Mu, aku tidak akan melupakan firman-Mu.Pada awalnya saya ingin membelanya habis-habisan, namun ketika saya membawa ini dalam doa, saya bertanya kepada Bunda Maria, apa yang akan dia lakukan terhadap mereka yang menyerang dan mengejeknya? Dia menjawab, “Saya terus berdoa dan mengasihi mereka. Quietly, I smiled to myself, and suggested to Judy that we should also make a visit to the Orang Asli children’s centre.Įverything worked out perfectly. She had been to the place and found the place very interesting.Īfter looking at the website, my wife decided to accept the offer for the sake of the children. Unknowingly, my cousin Judy offered our children a weekend’s retreat at a farm resort, so that she could spend her time as well with her godson and goddaughter. Most other people that I contacted were not keen to travel that far to minister to the children.

Even with suggestions like visiting the waterfalls were immediately shot down.įor several months, I had a tough time fixing the date of the trip. However, making a trip all the way to the town in Pahang over the weekend was something that my wife and I had a lot of differences. They are the future generation of believers and investing in their lives was something that we thought was noble to do. I desired in my heart to go to the centre to see for myself the children of the Orang Asli Christian community. Jesus said, “For where your treasure is, there will your heart be also” (Matthew 6:21). My wife and I decided to buy copies of the AVB to give away to the Orang Asli children. Now, a more recent story is when the Alkitab Versi Borneo (AVB) was published.

Kisah abraham dalam alkitab